Tuhan, Jika aku salah Tolong maafkan aku

Minggu 8/7, aku tetap termenung seperti hari-hari biasanya, hari ini rasanya sepi terus-terusan menyelimuti, embun yang biasanya menyapaku di pagi hari sekarang seperti negacuhkanku dan tak mengenalku.

seperti biasa, aku selalu ingin menumpahan apa yang ada dalam pikiranku di lembaran kertas saat sedih, senang, bahagia, semuanya aku ingin tumpahkan dalam ketikan-ketikan agar tak dapat aku ingat kembali hari itu.. setiap kali aku menulis, setiap kali itu pulalah aku menangis, buku diary ini seperti curhatku kepada Tuhan. hari ini aku curhat kepada tuhanku tentang masa depan, masa lalu dan siapa sebenarnya diriku.

setiap kali aku menulis, tak dapat terbendung deraian air mata yang tak sengaja menghapus tulisanku di awal.aku bersukur, Tuhan masih memberiku air mata, 3 bulan yang lalu aku bahkan tak dapat mengeluarkan air mata satu tetespun, aku yakin air mata itu malas keluar karena begitu angkuhnya aku. begitu nistanya aku tak kala Tuhanku memanggilku aku sibuk dengan pekerjaan yang menurutku itu menjauhkanku dariNya.

selagi menulis, selagi itu pula air mata menghapus tulisanku dan selagi itu pula aku melupakan apa yang aku rintihkan kepada Tuhan, apa yang aku adukan kepada Tuhan, Prasangka prasangka negatif yang kadang menyelimutikupun terhapus dengan air mata Tuhan yang ia titipkan padaku, dan pada semua orang.

hari ini, 5 lembar sudah aku menumpahkan seluruh keluh kesahku kepada Tuhan, dan lima lembar itu pulalah tuhan menghapus keluh, kesah dan energy negatif itu dengan air mata, tanpa menunggu jam, tanpa menunggu hari tuhan menjawab semuanya dengan air mata, aku bersukur, aku merasakah Tuhanku hadir disetiap aku melangkah, disetiap aku terjatuh, disetiap aku gagal, disetiap aku merasa inferior dan disetiap aku memanjatkan doa kepadaNya. tapi aku tersadar, saat aku sudah melewatinya, aku lupa atas pertolonganNya. itu yang sampai sekarang aku sesali, aku bahagia saat aku gagal saat itu aku benar-benar dapat merasakan hadirnya Tuhanku, aku bahagia saat aku kelaparan, saat itu aku benar benar dekat dengan tuhan, dan terkadang aku pun bahagia saat aku berada diatas, tetapi kebanyakan aku melupakanNya. Tuhan, jika aku salah, tolong maafkan aku....

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesia Youth Forum 2016. Pemuda Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Life after the Black Death (The Most Costly Pandemic in Human History) Why we should learn from it !

lirik musikalisasi puisi dwitasari - "kepergianku"